“Manusia berawal dari setetes air mani yang hina
Berakhir menjadi seonggok daging yang membusuk
Dan saat ini berada diantara keduanya dengan membawa kotoran kemana-mana”
-Salim A. Fillah- “Dalam Dekapan Ukhuwah”
Kematian merupakan salah satu topik yang sangat dihindari oleh kebanyakan orang, apalagi kita yang masih muda-muda. Sukar dimulai dan mudah untuk dihentikan. Padahal setiap manusia tak akan pernah tahu waktu kedatangannya. Kematian tak akan memandang umur, tua muda akan mati bila waktunya memang telah tiba.
Setiap kali memasuki ruangan praktikum anatomi jantungku selalu berdesir miris. Seonggok tubuh yang terbujur kaku dengan bentuk yang sudah tak beraturan dan tak “manusiawi” menjadi pemandangan yang selalu ditemui setiap minggunya. Melawan kodrat alam, dipaksa tak membusuk dengan formalin. Tubuh-tubuh yang dulunya selalu dibanggakan, tegap, gagah, langsing dan sebagainya yang menjadi pemicu dosa bila tak digunakan dalam koridor syariat-Nya.
Untuk melawan rasa takut, hal pertama yang aku perhatikan saat menghadapi cadaver adalah wajahnya. Walaupun tetap bergidik merinding melihat otot-otot wajah yang menegang saat sakaratul maut. Tergambar jelas kesakitan yang dirasakan saat detik-detik malaikat Izrail menjemput. Bahkan manusia termulia, dengan pengambilan ruh yang benar-benar pelan dan lembut saja merasakan sakit yang benar-benar sakit. Apalagi kita, yang sadar akan siksa neraka namun tetap rutin berbuat dosa.
Ya Allah, mudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut, mudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut, mudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut.
Seringkali tak teganya rasanya membuka lapisan demi lapisan kulit mereka, menarik-narik otot untuk mencari perlekatannya, mengorek-ngorek menemukan pembuluh darah serta syaraf yang letaknya tersembunyi dan lain-lain. “ Ini dulunya juga manusia Nov, sama sepertimu, maka perlakukanlah dengan baik dan lembut”, ucapku pada diri sendiri.
Perasaan jijik juga sering mendatangi, bersyukur pada Allah yang memberikan rasa lupa pada manusia. Sehingga aku dan teman-teman masih bisa makan walaupun baru saja memegang dan berkutat dengan cadaver menggunakan tangan kosong, setelah cuci tangan tentunya.
Laboratorium anatomi dan seluruh mayat-mayat didalamnya selalu mengingatkanku akan datangnya kematian yang tak tahu kapan akan menjemputku. Mereka adalah guru-guruku, guru dunia karena mengajarkan banyak ilmu pengetahuan serta guru akhirat yang menjadi reminder akan kehidupan dunia yang sementara ini.
Mayat-mayat yang tak jelas asal usulnya, tunawisma, preman dengan tato-tato di tubuhnya dan entah siapa itu tak pernah mengharapkan tubuhnya disayat-sayat dan dipotong-potong menjadi media pembelajaran kami. Semasa hidupnya mereka pasti mengharapkan mayatnya kelak diurus sewajarnya. Dimandikan, disholatkan, dikafani, dimakamkan, dan didoakan oleh keluarga. Pantas atau tidak mereka bisa disebut orang-orang yang tidak beruntung.
Salah seorang temanku pernah bertanya “Apa dosa-dosa mereka bisa tergugurkan ya? Secara fisik mereka adalah preman yang tak pernah kita tahu amal ibadahnya, dan dilihat dari niat mereka tak pernah berharap jadi media praktikum.”
“Hanya Allah yang tahu, tugas kitalah selalu berdoa agar dosa-dosa mereka diampuni melalui setiap sentuhan dan perlakuan yang kita berikan pada mereka” ucapku menutup pembicaraan seusai praktikum bebas malam itu.
Ya Allah, siapapun mereka, ampunilah dosa-dosa mereka
Jadikanlah setiap perlakuan yang kami berikan sebagai penggugur dosa mereka
Terimalah setiap amal ibadah mereka semasa hidup dulu
Gantikanlah liang lahat mereka dengan rumah-rumah surga-Mu
Gantilah kain kafan mereka dengan baju-baju kebesaran penghuni surga
Sayangilah mereka
Karena mereka kami mengenal ilmu-ilmu Mu
Karena mereka kami menjadi orang yang bersyukur
Dan karena mereka, kelak kami bisa menolong hamba-hamba Mu
subhanallah…. muliakah engkau di mata Allah… amin
semoga amalnya diterima di sisi tuhan
amiin
Reblogged this on Bias Cahaya and commented:
yaa, selamat jalaan novi :”)
ijin copast ya?
tolong dicantumkan sumbernya akh.. jazakallah..
a.n. keluarga
Moga arwah beliyau di terima di sisinya amiiin
subhanallah sangat menyentuh. semoga amalah ukhti juga diterima di sisiNya.
Subhanalloh,wallohuakbar, salah satu tanda kebesaran Alloh atas diri manusia yang begitu lemah, bahkan berencana pun tak kuasa,,,,
Subhanallah ukhti..tulisanmu sungguh indah..
aih, dosen tak bernyawa itu ternyata. .
Reblogged this on Dani Notes .
:’)
[…] https://novilialutfiatul.wordpress.com/2012/11/01/dosen-tak-bernyawa/ […]
Kak novi, Subhanallah sangat iri dengan keperdulian kakak terhadap sesama makhluk Allah..
[…] DOSEN TAK BERNYAWA. […]
Reblogged this on BUNKATOMATO.
[…] beberapa hari yang lalu waktu membaca postingan di blog Novi (setelah melihat status twitter seorang adik, namun saat itu tidak dia tulis bahwa penulisnya […]
subhanallah
selamat jalan kawan, insya allah syahid.
Ya Allah. Ini siapa yang akan merawat blog ini selanjutnya? Semoga ia tenang dan mendapatkan pahala dari amal baiknya
amiin.. terima kasih, semoga almarhumah mendapat balasan dan tempat yang lebih baik di jannah-Nya..
a.n. keluarga
Yang punya blog ini Sudah Meninggal, Semoga Arwahnya Di Terima disisi Allah Swt.
ukhti ijin copy ya, yang ini sama yang tentang orang tua
for you.. 🙂
http://nadiagani.blogspot.com/2012/11/gajah-mati-meninggalkan-belang-manusia.html#more
[…] Di FB aku melihat ada post tentang tulisan dek Novi dengan judul Dosen Tak bernyawa di blognya https://novilialutfiatul.wordpress.com/2012/11/01/dosen-tak-bernyawa/ . Aku melihat tanggalnya 1 November. Subhanallah tepat 1 hari sebelum acara Antibiotic. Pertanda […]
[…] by Novilia Lutfiatul on November 1, 2012 in Aku Dokter […]
Reblogged this on Sebuah Perjalanan and commented:
Namanya Novilia Lutfiatul usia 19 tahun
Mahasiswi Fakultas Kedokteran Undip. Ia
menghembuskan nafas terakhirnya
setelah mengalami kecelakaan maut di
daerah Baturaden Purwokerto Ahad 04
November 2012. Bis yang membawa
Delegasi FULDFK (Forum Ukhuwah
Lembaga Dakwah Fak. Kedokteran
Indonesia), yang mana Delegasi
FULDFK ini terdiri dari perwakilan FK se-
Indonesia yang menjadi peserta
ANTIBIOTIC (Annual Training For Better
Knowledge and Application) 8th yang
dihelat di FK UNSOED, tiba-tiba oleng
dan tidak bisa dikendalikan.
Bis yang membawa puluhan kader calon dokter itu pun menabrak seorang pengendara motor, menyambar mobil isuzu,
menyerempet warung serta menabrak
gerobak dan pengendara motor berplat
merah.
Bukan hanya Novi yang meninggal dunia,
temannya Esti Nuha Ilmazakiyah usia 18
tahun pun bernasib sama dengannya.
serta empat jiwa lainnya melayang yang
terdiri dari supir bis dan warga yang
tertabrak bis tersebut.
01 November 2012 sebuah tulisan
sempat dipublis disebuah blog pribadi
berjudul “DOSEN TAK BERNYAWA”
penulisnya tidak lain adalah ukhti Novi.
seorang korban kecelakaan maut yang
menghembuskan nafas terakhir pada
hari Ahad 4 November 2012.
Berikut adalah tulisan terakhir sebelum
ia wafat :
Dosen tak bernyawa
oleh : Novilia Lutfiatul
bagus banget mbak,, tersentuh hatiku,,,
Reblogged this on maznanda.
[…] lain Novi, “Dosen Tak Bernyawa” adalah salah satu yang paling menyentuh. Tulisan yang mungkin ditulisnya saat terasa […]